Pengaruh K-POP Terahadap Akhlak Remaja Islam Masa Kini

PENGARUH DEMAM K-POP TERHADAP AKHLAK DAN MORAL REMAJA ISLAM MASA KINI

 

Oleh:

Siti Suaebah

A.                        PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini, sedang membooming virus K-Pop dikalangan remaja milenial. Banyak para remaja yang antusias dengan hal-hal yang berhubungan atau berbau Korea, mulai dari Drama Korea atau Drakor, music-musik Korea atau K-Pop, bahkan sampai pada Boy Band dan Girl Band Korea.

Deman Korea atau demam K-Pop ini sepertinya mampu menghipnotis banyak remaja Indonesia agar mereka bisa lebih mengenal lagi artis idola mereka. Banyak dari mereka yang mulai meniru gaya-gaya artis Korea idola mereka, bahkan dalam kebiasaan hidup sehari-harinya pun tidak luput dari hal-hal yang berbau Korea. Lebih mirisnya lagi, banyak para remaja di Indonesia terutama remaja islam, yang menjadi K-Popers fanatik. Sehingga banyak dari mereka yang meniru artis-artis idolanya dan secara tidak sadar melanggar norma-norma agama.

Lebih mirisnya lagi, banyak remaja Islam zaman sekarang yang lebih hafal dengan lagu-lagu Korea dari pada Al-Qur’an, lebih mengetahui nama-nama personil Boy Band dan Girl Band Korea dari pada nama-nama sahabat Nabi. Menang miris, saat remaja Islam para penerus bangsa dan agama lebih hafal budaya barat, buadaya korea ketimbang dengan mengenal agamanya.

Oleh karena itu, melihat sangat banyaknya remaja Islam yang menyukai hal-hal berbau korea terutama penikmat musik korea atau K-Pop penulis pun tergelitik untuk membuat sebuah artikel yang berjudul “Pengaruh K-Pop Terhadap Akhlak dan Moral Remaja Islam Masa Kini.”

B.                         MASA REMAJA

            1. Remaja dan K-Pop

Menurut psikologi, tahap remaja berlangsung dari pubertas sampai usia pertengahan. Tahap ini ditandai dengan meningkatnya kegiatan, kematangan seksual, tumbuh kembangnya kesadaran, dan pemahaman bahwa era bebas masalah dari kehidupan anak-anak sudah hilang. Masa remaja ini berkisar antara usia 12-20 tahun bagi laki-laki, dan usia 12-22 tahun bagi perempuan. Tahap ini dikategorikan sebagai tahap terpenting diantara tahap perkembangan lainnya, sebab seorang remaja menghadapi proses pertaruhan identitas ego atau yang biasa kita dengar dengan sebutan masa pencarian jati diri.[1]

Masa remaja adalah masa datangnya pubertas sampai usia sekitar 18 tahun, masa transisi dari masa anak-anak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tuanya. ada sejumlah alasan untuk ini:

a.       Remaja mulai menyampaikan kebebasanya dan haknya untuk Menggunakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan dapat menjauhkan dari keluarganya.

b.      Remaja telah mulai dipengaruhi teman-temannya dari pada ketika lebih masih muda, ini berarti pengaruh orang tuapun melemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan keluarga.

c.       Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhan maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai dapat menakutkan, membingungkan, dan menjadi sumber perasaan salah dan frustasi.

d.      Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua. [2]

Di Zaman sekarang ini, banyak remaja bahkan yang tua pun, menggemari musik Korea. Para remaja menyebut gendre lagu tersebut dengan sebutan Korean Pop yang sekarang menjadi salah satu kebudayaan asing yang sedang merajai Indonesia.

K-Pop adalah salah satu julukan Boy Band asal Korea yang sedang membooming di kalangan remaja, terutama kaum wanita.[3]Kebanyakan dari para remaja merupakan para K-Popers fanatik, Para remaja bahkan tidak tanggung-tanggung untuk selalu mengupdate setiap lagu baru dari gendre K-Pop ini. Bahkan mereka rela membeli album dengan harga yang sangat fantastis. Mereka rela melakukan apapun demi membeli barang-barang yang berkaitan dengan idolanya, dari mulai hal biasa dan hal yang tidak wajar pun mereka lakukan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Mereka seolah-olah terhipnotis oleh idolanya, terkadang mereka mengesampingkan akal mereka hanya untuk membuat sang idola terkagum-kagum. Padahal disadari atau tidak, ketika para artis Korea datang ke Indonesia, mereka tidak pernah menggubris dan memberikan perhatian lebih kepada para remaja yang menangis histeris karena mereka.

                2. Remaja, Akhlak, dan Moral

Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu Adolescene. Dalam Islam, masa remaja berarti mulainya masa akil baligh. Keadaan fisik, kognitif (pemikiran) dan psikososial (emosi dan kepribadian) remaja berbeda dengan keadaan tahap perkembangan lain. Karena sudah baligh, mereka menanggung kewajiban beribadah wajib. Kewajiban menunaikan ibadah wajib ini ditunjang oleh perubahan raga yang makin menguat dan membesar, sekresi hormon baru, dan perubahan taraf berfikir mereka. Namun kematangan organ internal tubuh mereka tidak serta merta membuat mereka lebih matang perasaan dan pemikiran.

Tahun-tahun remaja dan baligh pada umumnya adalah tahun yang penuh penentangan dan guncangan. Penentangan remaja kepada orang tua dan aturan-aturan bukanlah hal yang baru.[4]

Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, untuk itu pada masa ini seharusnya orang tua atau guru lebih menekankan lagi untuk memperkuat dan meberikan banyak materi tentang akhlak dan moral sehingga kedepannya para remaja tidak terjerumus ke dalam akhlak yang buruk.

Akhlak adalah suatu istilah agama yang dipakai menilai perbuatan manusia, apakah baik atau buruk. Sedangkan istilah moral digunakan untuk memberikan kriteria perbuatan yang sedang di nilai. Karena itu, moral bukanlah sutu ilmu, tetapi merupakan suatu perbuatan manusia.[5]

Kesadaran muncul di masa remaja, terutama pada usia 12-13 tahun. Yang lebih penting lagi adalah tumbuhnya kesadaran beragama, kesadaran jiwa, dan fitrah. Pada sisi lain, remaja mulai memasuki masyarakat dan bermasyarakat. Setiap perilaku dari individu-individu masyarakat menjadi contoh dan pelajaran bagi dirinya.

Moral remaja merupakan pantulan dari kondisi-kondisi sekitarnya, dimana model-model pakaian dan perilaku baru masyarakat menarik perhatiannya dan menariknya untuk mengikuti hal-hal tersebut.[6]

C.                                PENGARUH K-POP TERHADAP AKHLAK DAN MORAL REMAJA ISLAM

Hal yang wajar memang, kita sebagai seorang manusia kagum atau mengidolakan manusia yang lainnya. Tapi, semua harus dalam batas yang wajar, tidak boleh berlebihan karena Allah tidak suka akan hal itu.

Banyak remaja di Indonesia khususnya yang beragama Islam sudah terkena virus K-Pop ini, mereka para K-popers berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik kepada sang idola. Mulai dari mengoleksi foto-foto nya, lagunya bahkan menirukan gaya artis Korea idola mereka.

Yang membuat miris, penggemar fanatik K-Pop ini memiliki hal yang tidak biasa, bahkan bisa di anggap sangat tidak wajar. Seperti rela mengeluarkan ratusan juta untuk membeli album dan mendapatkan tanda tangan dari idola mereka, hingga merasa tidur bersama idolanya hanya karena ada poster mengarah ke tempat tidur mereka. Bahkan ada salah satu K-Popers yang mendapatkan botol bekas air minum salah satu Boy Band Korea dan  memperlakukan botol itu secara istimewa. Seperti di simpan di tempat tidurnya, diselimuti bahkan sampai diajak tidur bersama dan memastikan bahwa botol itu sudah diistirahatkannya dengan baik.  

Dalam berita dari CNN Indonesia, sejumlah aksi fanatisme K-Popers lainnnya pun pernah terekam dalam pemberitaan, baik di Indonesia maupun di negara lain, mulai dari rela menunggu berjam-jam untuk menyambut kedatangan sang idola di bandara, dan yang lebih mirisnya lagi mereka bisa saja menyakiti diri sendiri kala idolanya meninggal dunia.[7]

Yang lebih memperihatinkan lagi, kebanyakan para K-Popers adalah anak-anak remaja perempuan. Sebagai generasi penerus bangsa dan agama seharusnya mereka paham betul bagaimana seharusnya mereka menjaga akhlak dan moral mereka. Tidak sepantasnya sebagai seorang muslimah berterik-teriak dan menangis histeris ketika bertemu dengan para idola mereka.

Bahkan banyak sekali dari mereka yang mengikuti kesehariannya, seperti mengikuti gaya berpakaian, gaya bicara, dan gaya para artis Korea dalam menjalani hidup. Padahal, sebagimana yang kita tahu bahwa mereka para artis Korea banyak yang melakukan operasi plastik, laki-laki yang bergaya mirip perempuan, yang mana semua itu jelas-jelas dilarang dalam Islam.

Jika para remaja terus-menerus seperti itu, lama kelamaan akhlak dan moral mereka akan hancur. Jika semuanya tidak dibatasi, mereka bisa jauh dari pemahaman agama. Sangatlah rugi jika kita mengidolakan orang-orang yang salah. Kita tak akan bisa sukses jika mengidolakan orang-orang yang hanya bersenang-senang di dunia tanpa memikirkan akhiratnya. [8]

Sebagai seorang muslim, seharusnya yang menjadi panutan dan idola kita adalah Nabi Muhammad SAW yang sudah jelas-jelas beliau adalah suri tauladan yang baik bagi kita. Apakah kita tidak malu kepada diri kita sendiri, ketika kita lebih hafal biografi para artis Korea dibanding dengan Rosulullah yang jelas-jelas sudah berjuang mati-matian demi kita sebagai ummatnya?. Apakah kita tidak malu ketika lebih mengidolakan orang-orang yang sudah jelas mengabaikan kita saat berjumpa, yang berbeda terbalik dengan nabi kita yang pada saat sakarotul maut pun masih memikirkan kita ummatnya dan rela menimpakan rasa sakit sakaratul maut semua umatnya pada dirinya?. Tidak malukah kita, memperjuangkan orang-orang yang jelas-jelas tidak akan pernah bisa memberikan pertolongan apapun di akhirat kelak.

Dalam kutipan ceramah dari Ustadz abu Fatiah Al Adnani, beliau mengatakan “Inilah paling mahal yang harus kita ingatkan berulang-ulang pada kaum muslimin, bahwa orang-orang Islam di akhirat akan dikumpulkan tergantung siapa yang menjadi idolanya. Jika yang diidolakannya orang kafir, yang diidolakannya artis selebritis, yang diidolakannya adalah para pemburu kenikmatan dunia inilah yang paling kita khawatirkan urusan cinta dan benci urusan memilih idola adalah urusan yang akan sampai di padang mahsyar.Wallahu’alam bishawab.”

D.  SIMPULAN

Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu Adolescene. Dalam Islam, masa remaja berarti mulainya masa akil baligh. Masa remaja pada umumnya adalah tahun yang penuh penentangan dan guncangan. Dimana pada masa ini pendidikan akhlak dan moral harus diperkuat, agar pada saat dewasa nanti para remaja bisa menjadi remaja yang mempunyai akhlak yang mulia.

Namun, pada kenyataanya di zaman sekarang banyak remaja Islam yang jauh dari tatanan akhlakul karimah. Banyak dari mereka yang mengidolakan seseorang teruatama para artis Korea sampai mereka melanggar akhlak dan moral. Hal yang wajar memang, kita sebagai seorang manusia kagum atau mengidolakan manusia yang lainnya. Tapi, semua harus dalam batas yang wajar, tidak boleh berlebihan.

Yang membuat miris, penggemar fanatik K-Pop ini memiliki hal yang tidak biasa, bahkan bisa di anggap sangat tidak wajar. Seperti rela mengeluarkan ratusan juta untuk membeli album dan mendapatkan tanda tangan dari idola mereka, hingga merasa tidur bersama idolanya hanya karena ada poster mengarah ke tempat tidur mereka.

Jika para remaja terus-menerus sepertin itu, lama kelamaan akhlak dan moral mereka akan hancur. Mereka bisa jauh dari pemahaman agama jika semuanya tidak dibatasi. Sangatlah rugi jika kita mengidolakan orang-orang yang salah. Kita tidak akan bisa sukses jika mengidolakan orang-orang yang hanya bersenang-senang di dunia tanpa memikirkan akhiratnya

DAFTAR PUSTAKA

DR. M. Sayyid Muhammad Az-Za’balawi, 2007. Pendidikan Remaja

antara Islam dan Ilmu Jiwa. Jakarta: Gema Insani Press.

https://m.cnnindonesia.com/hiburan/201902021171900227365989/bahaya

di-balik-fenomena-candu-k-pop.

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/hiya20947/fb

         c75febde5757d876ae8a2/pengaruh-k-pop-di-indonesia.

Mahyuddin. 2003. Kuliah Akhlaq Tasawuf. Jakarta: kalam Mulia,

PS, Catru, 2019. Bahagia Itu Sederhana. Sidoarjo: Cv.Embrio publisher.

Samadi, Farzaneh. 2004. Bersahabat dengan Putri Anda. Jakarta: Pustaka

Zahra.

 



[1] DR. M. Sayyid Muhammad Az-Za’balawi, 2007. Pendidikan Remaja antara

Islam dan Ilmu Jiwa.( Jakarta: Gema Insani Press).

[2]DR. M. Sayyid Muhammad Az-Za’balawi, 2007. Pendidikan Remaja antara Islam dan Ilmu Jiwa.

(Jakarta: Gema Insani Press).

[3]https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/hiya20947/5bfc75febde5757d876ae8a2/pengaruh-k-pop-di-indonesia. di akses pada 16-12-2019 pada pukul 20:37 WIB.

[4] Farzaneh Samadi, Bersahabat dengan Putri Anda, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2004) hal: 20.

[5] Drs. Mahyuddin, Kuliah Akhlaq Tasawuf, (Jakarta: kalam Mulia, 2003) hal: 6-7.

[6] Farzaneh Samadi, Bersahabat dengan Putri Anda, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2004) hal: 39.

[8] Catru ps, Bahagia Itu Sederhana (Sidoarjo: Cv. Embrio publisher, 2019) hal:36



Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL TAFSIR QS. AL-BAQARAH [2]:171-173

Review Buku : Jangan Jadi Orang Tua Durhaka